Cerita Cut Keke+18

Zonasex96 _ sudah lama aku mengagumi kesintalan tubuh Cut Keke, wanita ini selalu menyita perhatianku, tempo hari aku melihat wanita ini mesra banget.SahabatQQ         SahabatQQ:...

Zonasex96 _ sudah lama aku mengagumi kesintalan tubuh Cut Keke, wanita ini selalu menyita perhatianku, tempo hari aku melihat wanita ini mesra banget.SahabatQQ


         SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

dengan selingkuhanya di parkiran basement ITC Mangga Dua, pertemuan rahasia Cut Keke dengan selingkuhnya itu kepergok diriku, aku tak mengenal lelaki itu.DominoQQ

 namun wajah Cut Keke sampai merah padam, Cut Keke sampai tergangga ketika aku melihatnya dari kaca mobilku. Aku tersenyum setelah kedua sejoli yang dimabuk asmara itu bibirnya penuh dengan air liur, aku sempat menjepretkan kamera Blackberryku. Sepulang dari ITC Mangga Dua itu, aku masih memikirkan wanita itu, kontolku ngaceng membayangkan Cut Keke telanjang bulat. Aku pernah bekerja sebagai asisten manajernya Cut Keke, namun aku mengundurkan diri karena kesibukan kuliah, apalagi aku hendak menyelesaikan skripsiku yang tidak rampung rampung. Berkali kali Cut Keke menelponku namun tak kujawab, rupanya Cut Keke takut aku melaporkan pada suaminya. Sepucuk sms akhirnya masuk ke hapeku dari Cut Keke sendiri

“Handoko .. tolong donk .. jangan bocorin tadi .. please .. aku mau bicara sama kamu “ demikian sms yang membuatku tersenyum. Kubalas sms itu dengan menggodanya.
“Terus buat tutup mulut apa ? nggak bisa gratis Mbak .. “ balasku yang membuat Cut Keke membalas lagi.
“Kamu di mana ? please .. aku tak mau rumah tanggaku hancur gara gara kamu .. “ sudut Cut Keke.
Kubalas lagi
“Lho kok nyalahi aku ? aku khan belum lapor .. oke deh .. ketemu saja di rumahku .. “ balasku dengan mempersiapkan jeratan pada Cut Keke, aku kemudian melepaskan celanaku, kubuang celana dalamku, sebelum memakai celana kolorku, aku memandang kontol sendiri
“Kau harus masuk memek Cut Keke “ ancamku pada kontolku yang sudah berkali kali menyetubuhi para model yang pernah aku tangani. Kali ini incaran wanita yang selalu gagal aku dapatkan ketika masih menjadi asisten manajernya, kini aku sudah bertekad bulat mendapatkan Cut Keke yang bodynya sangat menggiurkan, aku pengin artis ini mengulum kontolku dengan liar dan nakal. Kupakai kaos longgar panjang agar bisa menutupi selakanganku.
Sejam kemudian Cut Keke datang ke rumahku, kuterima dengan senyum, Cut Keke kikuk bertemu denganku, kuterima di ruang tamu rumahku. Menggunakan kaos dan menonjolkan buah dadanya itu semakin membuat kontolku ngaceng tak karuan
“Handoko .. tolong ya .. aku minta kamu jaga rahasia .. please .. aku terdesak .. “ sahut Cut Keke dengan wajah menunduk.
“Hmm .. tapi Mbak .. Mbak Keke nggak bisa mengaturku .. aku sedang kesulitan Mbak .. “ sahutku dengan alasan yang kubuat dengan berhati hati
“Kamu minta uang berapa ? Mbak akan kasih asal kamu jaga rahasia donk .. kita friend aja “ sahut Cut Keke dengan sombongnya.
“Mahal Mbak .. mahal .. “ sahutku
“Duuh .. kamu nich gimana .. kuliahmu dulu yang bayarin uang muka juga aku, kamu nggak tahu terima kasih .. “ debat Cut Keke tak mau kalah.
“Itu sudah lain Mbak … ya sudahlah Mbak .. kalo nggak mau silakan pulang .. besok lihat saja .. “ ancamku membuat Cut Keke menjadi lemas karena aku menjual mahal diriku. Cut Keke menunduk dan merasa sedih tidak bisa mempengaruhi aku. Ketika menunduk dan pengin menangis itu, aku langsung berdiri, kutarik celana kolorku ke bawah dan langsung saja mengacungkan kontolku ke hadapan Cut Keke.
“Aku pengin Mbak Keke aja .. “ sahutku sampai membuat Cut Keke terlonjak
“Bangsaaaaaaaaaaaaat “ maki Cut Keke dengan kesal, Cut Keke kaget alang kepalang melihat kontolku ngaceng itu.
“Aku hanya bisa dibayar dengan cara ini Mbak .. beri aku kenikmatan .. akan kujaga rahasia Mbak Keke “ ancamku, Cut Keke sampai gemetar dan tidak berani menatap ke kontolku, Cut Keke hendak bangun, namun aku sudah bertekad bulat, kulepas celana kolorku, kutindih Cut Keke dengan gemas
“Handooo … jangaaaaaaaaaan … pleasee aaaaaaaah “ sungut Cut Keke.
cut_keke hot“Aku sudah lama pengin dirimu Mbaaaaaaaak .. ayo Mbaaaaaaaaak “ ajakku dengan menekan ke tubuh Cut Keke agar tidak menendang ke selakanganku, bisa kacau urusan kalo ketendang kontolku.
Cut Keke merah padam mukanya
“Tolong .. aku bukan bangsa orang murahan .. “
“Oh yaa .. katanya mau aman ? “ bujukku dengan nakal memegang buah dada Cut Keke yang montok itu.
“Jangan gitu Doo .. aku nggak mau .. “ ucap Cut Keke dengan ketakutan, kutindih wanita itu dan kulumat bibirnya, namun Cut Keke tidak balas, aku dengan buas menarik celana panjangnya itu dengan paksa, Cut Keke berusaha melawan. Namun akhirnya cuma diam ketika aku membuka celana panjangnya itu. Dadanya bergemuruh.
“Gimana Mbak ?” tanyaku lagi
“Baiklah Do .. sekali saja .. “ sahut Cut Keke mengalah karena pengin aman.
“Nggak bisa Mbak .. aku pengin selalu dengan Mbak .. sudah lama aku mengagumi Mbak .. marilah Mbak .. kontolku enak kok .. ayo emut donk “ ajakku dengan melepas tindihan tubuhnya, kunaikan kaki kananku ke sofa dan kuserongkan kontolku ke muka Cut Keke, bibir Cut Keke gemetar melihat kontolku itu.
“Kita ke kamar aja Mbak .. agar lebih indah .. “ ajakku dengan menyelusupkan tanganku ke bawah tubuh artis itu, dengan lemas Cut Keke tidak menolak, aku membopongnya menuju ke kamar, aku melemparkan wanita itu ke ranjang. Celana panjangnya hanya lepas sampai pahanya.
“Aku pengin Mbak Keke melepaskan baju Mbak sendiri .. “ ajakku. Namun Cut Keke hanya diam.
“Ayolah Mbaak … “ buaiku lagi dengan nakal mengelus elus memek Cut Keke yang masih tertutup celana dalam warna putih itu.
“Barangmu besar Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa melihatku, tangannya kemudian menggenggam kontolku dan diremasnya.
“Iyaaa .. ayo deh “
“Buka kaosku sendiri Do .. “ sahut Cut Keke dengan suara pelan, aku kemudian menarik kaos Cut Keke ke atas, terlihat buah dadanya benar benar menatang, bra warna coklat muda itu menggairakan sekali, seperti tidak muat saja bra itu menyokong buah dadanya.
Cut Keke mengocok kontolku pelan pelan, membiarkan aku mempreteli sisa sisa pakaiannya, kulepas bra itu dan kemudian langsung kuemut punting susunya yang besar itu. Cut Keke kemudian memejamkan matanya
“Teruusu Doo .. aaaaaaaaaaah Hando .. aaaaaaah kamuuuuuuuuu nakaaaaaaaal “ lenguh Cut Keke mulai mendapatkan kenikmatan dicumbu susunya itu, kukenyot punting susunya itu, kutindih Cut Keke di ranjang itu, kemudian aku naik menyerbu bibir Cut Keke, lumatanku dibalas oleh Cut Keke.
“Ssssssssssssssh ..hhhhh .. Doo .. jangan bernafsu gitu aaaaaaaaah “ sungut Cut Keke melihatku yang sangat bernafsu menggumuli wanita ini. Kuusap usap kepalanya yang berambut sampai sebahu itu, tangan Cut Keke masih memegang kontolku
“Tolong Do .. ini hanya kita berdua .. “ sahut Cut Keke dengan nafas memburu tidak tahan melihat kontolku yang besar dan terasa hangat
“Tenang Mbak .. akan kujaga rahasia kita .. asal aku selalu minta jatah sama Mbak Keke” buaiku lagi
“Aaah Do .. jangan gitu aaaaaaaaaaah “ elak Cut Keke dengan tersenyum. Kutangkap arti senyum Cut Keke itu.
“Mbak suka kontolku ya ?” sahutku
“Punyamu lebih hangat Do .. tak biasa aku merasakan penis sehangat ini “
“Kontol namanya Mbak .. sebut kontol deh .. “ rayuku
“Uuuh .. kamu benar benar liar Do .. aku kulum ya Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa menunggu langsung mengulum kontolku masuk mulutnya.
“Aaaaaaaaaaaaaah Mbaaaaaaaaak enaaaaaaak ayoo Mbaaaaaak .. Mbak Keke pasti ketagihan kontolkuu “ ajakku dengan meremas kedua bukit kembarnya itu, Cut Keke membungkuk itu menjadi santapan empuk bagiku, buah dadanya benar benar kenyal.
Dengan rakus Cut Keke mengulum kontolku keluar masuk, kontolku disepong tak karuan, disedot sedot dengan kuat berkali kali sampai aku tengadah merasakan emutan Cut Keke.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. Mbaaaaaak aaaaaah .. teruus Mbaak .. jangan cuma diemut .. jilati donk, memek Mbak Keke pasti nikmat “ erangku dan kuteruskan dengan membisikan kata kata vulgar lagi.
cut keke memekCut Keke kemudian menjilati kontolku dengan rakus naik turun, diludahi kontolku dengan air liurnya, kemudian menjilati lagi, kulihat kontolku basah oleh air liur Cut Keke itu. Lama lama Cut Keke mulai menikmati permainan es krimnya itu, kontolku dianggap bak es krim yang tidak pernah habis dijilati oleh lidah Cut Keke.
“Uuuuuuuuuh ..hhhhhhhmmmm .. kontolmu nikmat Do .. “ ucap Cut Keke dengan nafas memburu
“Ucapkan sayaaang Mbak .. Cut Keke sayaaaaaaang .. ayo deeh .. mainin kontolku .. “ bujukku dengan memegang kepalanya yang memandangku itu
“Baik sayaaaaaang .. “ ucap Cut Keke dengan tersenyum
Selesai sudah perjuanganku mendapatkan artis ini, aku merasa puas kini Cut Keke yang pernah kubantu mau melayani nafsuku, akan kubuat mengerang ereng kukontoli di kamarku ini. Dengan nakal Cut Keke mengocok kontolku dengan cepat.
“Uuuh .. keras banget kontolmu sayaaaaaaaang “ celetuk Cut Keke dengan tersenyum
“Mbak geser yaaa .. aku pengin lihat memekmu Mbak Keke “ ajakku dengan menarik celana panjangnya agar lebih melorot
“Panggil saja tanpa make mbak aaaaaah “ sungut Cut Keke.
“Baiklah Cut .. aku pengin kita berdua telanjang bulat…” ajakku dengan membuang kaosku, celana kolorku kubuang jauh jauh, Cut Keke mulai menarik celana panjangnya, aku tak sabaran ingin melihat memeknya yang basah itu, kutarik cepat sampai membuat Cut Keke terpekik
“Nakaaaaaaaaaal “ teriak Cut Keke dengan manja, terlihat memek Cut Keke penuh dengan jembut
“Memekmu enak Ke .. Cut Keke memang mempunyai memek yang indah .. “ pujiku sambil melebarkan kaki Cut Keke.
Aku langsung mendorong dada Cut Keke dan langsung kujilati memeknya, bau harusm tubuhnya bercampur bau khas kelamin, bau terindah yang selalu kurasakan selama ini. Hari ini aku bisa menikmati kemolekan wanita ini.
“Teruuuuuus Doo ..sayaaaaaaang aaaaaaaaaah ..lidahmu nakaaal .. Ayoo Do .. Hando sayaaang .. beri aku kejantananmu ..jilati terus memekku sayaaaaaaaang ..Ooooooooough .. sayaang aaaaaah .. kamu liaaar Do .. sayaaaaaaaaang .. ayoo .. isaaaaaap .. aaaaaaauh sssssssssshhh hh “ teriak Cut Keke keenakan memeknya aku oral dengan bibir dan lidahku, sesekali tanganku nakal mencolek masuk memeknya itu
“Uuuuh .. jarimu nakaaaaal sayaaaaaaaaaaaaang .. enaaak Do .. lagi .. lagi ..colekin memekku “ erang Cut Keke tak karuan dengan tubuh penuh dengan peluh dan keringat itu, Cut Keke mengerang erang merasakan oralku
“Rasakan sekarang kau lonte .. sudah lama aku pengin tubuhmu .. tak cukup aku dibayar dengan uangmu .. tubuhmu yang paling kuinginkan .. tidak digaji pun tak apa .. asal kau selalu kukontoli “ batinku dengan penuh kemenangan memperdaya artis pujaanku ini

cut keke hotCut Keke mendesis desis keenakan memeknya aku oral, tubuhnya benar benar menggairahkan montok dan benar benar mulus, terlihat lipatan lipatan lemak di tubuhnya namun tidak mengurangi kemolekan tubuh artis ini tanpa busana di ranjangku. Benar benar aku kepincut dengan kemolekan satu lonte ini, rambutnya yang panjang, buah dadanya sekal dan montok, pahanya lebih besar dibanding jaman mudanya, ketika sudah mencapai paruh baya, Cut Keke justru lebih menarik dan merangsang, memeknya penuh dengan jembut, menambah nafsuku untuk menggumuli wanita ini sepuasku, aku pengin menyemburkan air maniku di dalam memeknya, pengin merasakan kontolku dijepit memek Cut Keke yang aku yakini bakalan sangat hangat. Cut Keke sampai mengerang erang tak karuan akibat colekan tanganku serta jilatan lidahku.
“Handoooooookoooooooo ..aaaaaaah sayaaaaaaaang .. please … pelaaan aaaaaaah .. kamu nafsuin banget . “ erang Cut Keke dengan mata merem melek keenakan.
Daging kenyal di belahan lubang memeknya itu aku buka dengan lidahku, setiap lidahku menjulur menjilat, dada Cut Keke sampai membusung ke atas, sehingga tanganku bergerak untuk meremas buah dadanya yang besar itu, geliat dan gelinjangan tubuh Cut Keke semakin membuat aku tidak tahan pengin segera mengkontoli artis ini.
“Oooooooh Doooooooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaah ..sssssssssssshh sssssssshhh ..hhh hhh .. teruuuus Doo .. Dooo sayaaaaaaaang .. Handokooo sayaaaaaaaang .. kamu pinter Do .. kamu pinter .. ayo Doo .. puaskan aku .. puasku aaaaaakuu “ erang Cut Keke semakin tenggelam dalam lautan birahi yang telah kami jalani ini.
Tubuh Cut Keke semakin penuh dengan keringat, rambutnya sampai berantakan, kepalanya kadang menggeleng geleng dan dibenturkan ke ranjang, kedua tanganku naik memegang kedua bukit kembarnya itu dan kuremas remas, tangan Cut Keke sebelah kanan memegang telapak tanganku untuk membantuku meremas buah dadanya.
“Uuuuuuuuuuuuh .. Do ..sayaaang .. kamu nakaaal bangeeet .. awas yaaa kalo nggak mau sama aku lagi .. “ erang Cut Keke semakin meracau tak karuan. Kuhentikan jilatan dan hisapan bibirku dan aku bangun dari membungkuk, wajah Cut Keke sedikit kecewa
“Cut mau aku yang mengkontoli terus ?” tanyaku dengan tersenyum
“Uuuuuuuuuh Do .. sayaaang .. iyalaaah Do .. kenapa selama ini aku buta sama kamu .. ayo Do .. masukin kontolmu donk .. genjotin aku .. “ ajak Cut Keke dengan nafas tak karuan kemudian tersenyum padaku.
“Baik Cut … segera kontolku mau masuk .. tahan ya Cut “ sahutku dengan melebarkan kedua paha mulus Cut Keke itu, aku kemudian maju memegang kontolku, Cut Keke memegang kedua bukit kembarnya dan diremas remas, bibirnya terjilat oleh lidahnya sendiri, matanya memandang bagaimana kontolku mau masuk
“Pelaan sayaaaaaaang .. kontolmuu besaaaaaar .. Do .. sesak pasti ..aaaaaaaaaaaaauh Doo ..aaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh ooouh .. Yaaa Tuhaaaaaaaaaaaan .. aduuuh .. enaaaknya .. teruuuuuus Doo .. tarik dulu .. tekaaan lagi .. “ erang Cut Keke dengan tak karuan menatap ke kontolku yang masuk perlahan lahan mili demi mili itu.
“Uuuh .. aku suka memekmu Cut .. benar benar hangaaaaaaaat .. Cut Keke sayaang .. selalulah jadi istriku yang sering aku kontoli .. “ racauku penuh keenakan kontolku masuk dalam memeknya yang hangat.
cut keke bahenol doyan kontol“Doo sayaaaaaang .. uuuuuuuuh .. kalo ginian kita lebih mesra jadi suami istri yaaa …… aaaaaaaaaaauh ssssssssssssshh sshhhhh .. Do sayaaaaaaang .. suamiku sayaaaaaaang … masukin teruuuuuuuus “ erang Cut Keke dengan melepaskan remasan tangannya kemudian mencakar cakar ke sprei karena kontolku masuk lebih dalam. kedua kaki Cut Keke terlihat mulai gemetar, memeknya sesak dimasuki kontolku.
“Doooo saaayaaaaaaaaang .. ayoo .. duuuh enaaaknyaaaaaaaaaaa “ erang Cut Keke dengan menggeleng geleng
“Cut .. aku juga nggaaak tahaaaaaaan .. bisa muncraaaaaat .. memekmu sesaaaaaaak “ erangku dengan menatap ke kontolku yang sudah masuk lebih separo, aku menarik dan mendorong lagi lebih dalam, tekanan demi tekanan itu, aku akhirnya menekan dengan kuat agar kontolku amblas, disertai pekikan kami bersamaan.
“Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke dengan mata terpejam kemudian membuka. Aku sampai tengadah merasakan kontolku mentok di dasar memeknya terdalam.
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ erangku keenakan, kontolku terasa lebih hangat di dalam memek Cut Keke yang berkedut kedut itu, kontolku terasa dipijat dan dipilin pilin oleh dinding memeknya itu, buah dada yang ranum itu ikut bergerak seiring aku menekan maju mundur.
“Ayo sayaaaaaaang .. genjotin donk .. genjotin istrimuuu “ sahut Cut Keke tidak sabaran merasakan kontolku benar benar nikmat dan Cut Keke merasakan sendiri kontolku
“Kontolmu enaaak banget sayaaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh …….sssssssssshhh … “
“Cut .. aku nggak tahaaan … bisaaa muncraaaaaaaat “ sahutku
“Awas kamu ya .. jangan kecewakan aku yaaa .. aku yakin kamu pasti pinter ngewe cewek .. ayo Do .. awas kalo keluar di dalam .. “ ancam Cut Keke dengan mata jalang
“Di dalam Cut … lebih nikmaaat “ sahutku tidak tahan dengan mulai menggenjot Cut Keke ini.
“Doo aaaaaaaaaaah .. jangaan Do .. di luaaaaaaaar .. aaaku bisa hamil tauk “ sahut Cut Keke dengan ketus.
Aku tak mengubris kata kata Cut Keke itu, aku maju mundur dengan mengangkang kedua kaki Cut Keke dan kupegang, kunaikan kedua kaki itu sehingga bagian pantat Cut Keke naik mengambang di udara, aku menggenjotnya dengan mantap membuat tubuh Cut Keke tak karuan menggeliat bak cacing kepanasan.
“Ooh Dooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh .. rasanyaa aaaaaaaaaaaaaaaaah … duuuh .. duuh aaaaaaaaaaaaauh ..mmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhhhh ..aaaaaaouuuuuuuhh ..ooooought … “ lenguh Cut Keke tak karuan.
Genjotan demi genjotan aku lakukan dengan irama lebih cepat membuat Cut Keke semakin tak karuan, kepalanya sampai menggeleng geleng dengan keras ke kanan dan kekiri, tangan Cut Keke sampai mengepal merasakan kontolku keluar masuk memeknya dengan lancar.
“Cuut ..aaaaaaaaaaaaaah ..enaaaak .. memekmu enaaaaaaaak .. oooooooooooouh “ lenguhku tak karuan dengan menggenjotnya.
“Teruuus sayaaang .. suamiku sayaaaaaaaaang .. genjotin teruuuuuuuuus “ ajak Cut Keke dengan tubuh tak karuan, dadanya ikut naik turun seiring genjotanku.
Aku kemudian berhenti dan mengubah posisi, kutarik kakinya sebelah kiri melewati depan dadaku, kemudian kuangkat sehingga membuat Cut Keke menggeliat bertumpu dengan pinggangnya, aku kemudian membungkuk lebih dekat, kususupan tanganku lewat bawah tubuhnya lalu kuremas bukit kembarnya sebelah kanan.
“Ooh Do .. kamu pinter .. remes susuku sayaaang .. remeess .. ayo sodok lagi .. sodok lagi “ racau Cut Keke dengan penuh keenakan.
Aku kemudian menggenjot dan kutindih wanita bahenol ini dengan tubuhku, Cut Keke memandangku dengan tersenyum.
“Di dalam ya Cut … “ ajakku yang dijawab dengan gelengan Cut Keke tak mau. Aku terus menggenjotnya membuat Cut Keke tak karuan teriakannya
“Doo jangaaaaaaan aaaaaaaaaaah .. jangaaaaaaaan .. di luaaaaaar aaaaaaaaaah “ erang Cut Keke tak karuan.

Link Altenatif :SAHABATMULIA.ME

Aku menggenjot lebih cepat lagi, bunyi keciplak alat kelamin kami semakin santer.
“Uuuh Cuut aaaaaaaaaaaah .. mau sampaaai “ erangku tak karuan
“Iyaa di luaar aaaaaaaaah .. di luaaaaaaar “ erang Cut Keke yang berusaha melepaskan diri agar kontolku tidak muncrat di dalam, Cut Keke berusaha kuat menahan perutku yang menyodok nyodok itu.
“Auuuh Cuuuuuuut aaaaaaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ lenguhku lagi merasakan jepitan memek Cut Keke semakin menyempit, tangan Cut Keke yang menahan ke perutku itu terlepas, tangannya mencakar cakar ke ranjang, kedua tanganku meremas kedua buah dadanya itu membuat Cut Keke semakin takl karuan erangan dan lenguhan itu.
Kurasakan memek Cut Keke menyempit dengan cepat, kulihat Cut Keke pun semakin tegang, matanya terpejam erat, dan Cut Keke mendapatkan orgasmenya dengan menegang tak karuan
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaooouuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke panjang mendapatkan orgasmenya, aku pun menghujamkan kontolku dalam dalam karena juga tak tahan, dadaku panas dan merambat cepat ke selakanganku
“Crooooooooooooot ..crooooooooooot ..croooooooot ..crooooooot “
Aku benar benar tegang tak karuan. Kontolku terjepit sangat eratnya itu, air maniku aku muntahkan dan seolah olah di sedot dari dalam.
cut perek keke“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku panjang dengan jatuh berdebam mendidih tubuh lemas Cut Keke yang mendapatkan orgaasme, Cut Keke masih ngos ngosan dengan tubuh lemah tak berdaya, aku juga ngos ngosan, kudiamkan tubuhku menindih tubuh molek penuh keringat Cut Keke itu.
Pelan pelan Cut Keke membuka matanya, kemudian menjewer telingaku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh Cut “ erangku kesakitan ditengah menikmati sisa sisa orgasme
“Kamu kurang ajaaaaaar aaaaaaaaaah .. aku bilang di luaar .. kamu maksa “ ucap Cut Keke dengan jengkel itu.
“Sudahlah sayaaaaaaaaang .. enak kok .. aku pengin menghamili dirimu Cut “ kataku dengan memandangnya tajam
“Enak aja .. aku istrimu apa ?” debat Cut Keke dengan nada masih marah
“Lho tadi khan kita dah janjian suami istri .. “ debatku lagi dengan gemas mencium pipi Cut Keke.
“Huuuh .. lelaki mau menang sendiri .. “ maki Cut Keke dengan wajah lemas
“Pokoknya setiap aku ngontoli dirimu .. harus di dalam .. nggak mau aku perkosa kamuu Cut “ ancamku
“Aaaah Do … jangan kasar gitu aaaaaaaaaah .. “ elak Cut Keke dengan wajah malu
“Enak enak kok ditolak .. make KB sono .. aku nggak mau make kondom .. “ sahutku dengan berusaha merangsang Cut Keke agar kembali bergairah
“Sudahlah Do .. ini juga salahku … tapi kamu pinter kok Do .. enak juga aku dikontoli sama kamu “ sahut Cut Keke dengan tersenyum
“Naaaaaaah ! Naaaaaaaah ! pengin enak tapi nggak mau nanggung resiko .. payaaah “ sudutku membuat Cut Keke hanya diam memejamkan matanya.
“Ntaar dulu Do .. beri aku istirahat … baiklaah Do .. cabut kontolmu yaa .. jangan tindih aku seperti ini ..sakit tauk “ cocor Cut Keke dengan mendorong dadaku
Kutarik kontolku pelan pelan, kulihat dari keluarnya kontolku itu lendir kental putih meleleh keluar dari memek Cut Keke, Cut Keke langsung menggulingkan badannya memelukku yang telentang
“Kamu hebat Do .. Handoko sayaaang .. kontoli kayak tadi yaaa “ ajak Cut Keke dengan memagut bibirku mesra. Kami berdua kemudian saling menggoda bak sepasang suami istri. Kami akan melanjutkan persetubuhan kami selanujutnya.
“Kita akan mulai yang lebih panas, Handoko sayaang .. keluarkan semua kemampuan kontolmu .. aku yakin .. kontolmu kuaaat .. .. memekku pengin lagi dkontoli “ goda Cut Keke dengan wajah bersemu merah padaku untuk menggoda.

DIPELUKAN AYAH TIRI+18

Zonasex96 _ nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya.SahabatQQ   ...

Zonasex96 _ nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya.SahabatQQ


         SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak ber anak.DominoQQ

Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Sexy pokoknya pengen aku peluk badannya dan aku jilat – jilat kontolnya. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga. Inilah yang memulai ada kejadian cerita ngentot terkini.

Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..

Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.

Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.

Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.

“Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.

“Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.

“Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.

“Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.

Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.

“Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.

“Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.

Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.

“Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.

Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.

“Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.

Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.

Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.

“Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.

“Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.

Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.

Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.

Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.

“Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.

Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.

Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?

Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?

“Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.

“Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.

Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.

Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.

Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.

“Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.

Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.

Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.

“Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.

Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.

Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.

“Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.

Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.

“Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.

“So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.

Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.

Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.

Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.

“Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.

“Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.

Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.

“Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.

“Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.

Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.

“Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.

Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.

“Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.

Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.

“Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.

“Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..

Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.

Akhirnya..

“Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.

Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..

“Uuunnccllee!! Help mee!!”

Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.

“I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.

“I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.

Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.

Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.

“Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.

“Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.

“Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.

Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.

“Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.

Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.

“Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.

“Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.

“Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.

Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.

“Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.

“Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.

“Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.

Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.

Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.

Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.

Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.

Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.

Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.

“Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.

“Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.

Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.

Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.

“How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.

Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.

“Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.

Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.

Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.

Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.

Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.

Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.

Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.

Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.

Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku.

Lalu dia memulakan gerakan sorong tariknya dengan konstan dan konsisten, mengikut rentak ku yang sudah naik berahi semula menerima asakan demi asakan dari tenaga batang yang sungguh besar dan panjang, dan memenuhi keperluannya ketika itu.

“You like it Sue..?” uncle Rafie sengaja mengusik.

Tapi aku tak mampu membalas usikkan itu dan hanya melepaskan keluhan manja anak kecilku yang seakan menagihkan belaian yang lebih merangsangkan dari semua itu.

“Emm.. Emm.. Ooouuhh..” itu sahaja yang keluar dari bibirku yang basah dijilat berkali-kali oleh lidahnya.

Sekejap kemudian dia melajukan henjutannya. Dan keluhan ku kian semakin laju seperti tempo tekanan yang diberikan. Makin ianya laju, makin aku tak karuan. Bunyinya seperti enjin sangkut tetapi kuasa enjinnya Ferrari pulak. Bila uncle Rafie santak habis ke dalam, terasa pinggulku yang pejal dan empuk itu menganjal menolak pelirnya. Dan itu merangsangkan uncle Rafie untuk makin mengganas.

Rambutku di tariknya kuat. Aku mengerang. Pinggulku diramasnya. Aku merengek. Pinggulku ditamparnya. Aku mengaduh. Dan kemudian..

“Ahh ahh ahh ahh ahh.. Eieiikkhh..” aku mula mengejang dan menggelinjat sehingga kepalaku terlonjak ke belakang sedangkan kakiku kian rapat menjadikan kemutan farajku jadi sendat dan mengetat menggrip pelir uncle Rafie. Aku berada di kemuncak kedua. Tapi, uncle Rafie masih beraksi selamba.

Sepanjang lima minit aku menikmati orgasm yang panjang tidak berhenti itu, uncle Rafie terus mengepam laju memberikan kepuasan batin kepada ku, kepuasan yang pertama kali aku nikmati dari bapa tiriku sendiri. Kepuasan yang dicapaiku adalah tahap optimum. Tiada bandingan. Batang pelir uncle Rafie masih basah digenangi kolam ku yang membasah oleh cairan keruh kenyal dari terbitan mata air berahi kemuncak indali dari dalam faraj ku.

“Emm..” nafas aku lega semula tetapi masih lagi aku dapat merasakan keladatan kerana pergerakan konsisten bapa tiriku yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kemuncak berahi jantannya. Aku semakin hilang kesabaran ingin merasai benih jantan bapa tiriku walaupun aku tahu akbiat yang bakal aku terima nanti. Aku ingin merasa bagaimana nikmatnya bila benih bapa tiriku bercantum dengan benihku pada masa dan pertemuan yang serupa. Aku ingin bila uncle Rafie terpancut, aku juga terpercik. Aku ingin uncle Rafie kejang, aku juga ingin erang sama. Aku mahu uncle Rafie menggelisah kerana aku juga ingin menggelinjat sama. Tapi aku malu hendak bertanya bila uncle Rafie akan kemuncak bersama-sama denganku.

Perlukah aku berterus terang dengan uncle Rafie kehendakku?Agaknya bagaimana reaksi uncle Rafie bila aku inginkan dia sampai ke kemuncak syahwat bersama-saman denganku. Agak sesudah lega dari klimaks keduanya, uncle Rafie cabut kembali pelirnya. Kali ini aku tak terkejut. Dan tidak menghalang atau menahan. Sebab aku tahu aku akan menerimanya lagi.

Perlahan-lahan aku merangkak. Dan kemudian berpaling kepada uncle Rafie yang tersenyum manja kepadaku. Pangkat bapa tiri bagiku, hilang seketika. Aku duduk merengkok dekat kepala katil. Tapi kakiku dilipatkan mengangkang selepas duduk di atas bantal. Melihat reaksi ku begitu, uncle Rafie faham dengan fesyen ku ini. Dan tanpa banyak kerenah terus memenuhi kekosongan ruang di antara celah kelangkangan aku yang kian memberontak.

“Boleh?” Tanyanya sebelum mengasak masuk.

Aku menggeleng sambil tersenyum penuh makna. Aku pegang batang uncle Rafie lalu ditarik naik ke atas. Uncle Rafie terdorong sehingga berdiri dengan batang pelirnya tersua ke mulut ku. Diasaknya perlahan sehingga aku dapat mencapai lidahku yang tajam ke kepala cendawannya.

NGAP! Seinci tenggelam dalam mulutku. Dan aku menikmati jus-jus buah-buahan yang tadinya terpalit dari farajku ke batang uncle Rafie. Hmm.. Sedap rasanya bila air mani kami berdua dicampur. Tiada lagi perasaan geli untuk menikmati air jus hasil nafsu syahwatku bersama bapa tiriku ini.

“Sedapnya Sue.. Emm.. Pandai Sue.. Sedut Sue.. sedut kuat sikit..” Uncle Rafie memberikan pujian perangsang kepadaku untuk memberi galakan berterusan yang sudahnya memberikan hasil yang baik kepada kaedah kuluman vakum yang ketat itu.

“Mmm.. Mmm..” aku tiba-tiba terasa tercekik dan terbelahak bila kepala cendawan itu menutup tekakku sehingga menyukarkanku bernafas tetapi kemudian aku cuba adjust.

Dan dapat menerima hampir tujuh inci itu dalam mulut, mencecah tekak ku. Uncle Rafie mengepam bila tangan ku penat. Bila kepalaku semakin lesu, uncle Rafie mengepam lagi bagi membantuku. Aku hanya perlu sedut vakum. Uncle Rafie cuba usahakan segalanya demiku.

“Mmm..” aku rasa lemas.

Kupandang tepat ke wajah bapa tiriku sambil menggeleng. Dicabut pelirnya semula lalu turun mencelapak antara celah kelangkangku.

“Sue sudah basah lenjun ni..” usik Uncle Rafie sambil tersenyum.

Farajku kebasahan dek kerana rasa berahi yang amat sangat. Tanpa banyak lengah, Uncle Rafie memacu batangnya ke arah lubangku. Pendayung direndam. Kemudian mulai diasak masuk semula ke dalam. Tapi aku terasa kurang selesa.

“Kejap uncle..” rayuku sambil menahan dada tiriku.

“Kenapa Sue?” Uncle Rafie manja sekali melayani anak tirinya ini. Minta apa saja pun pasti dibaginya.

“Lenguh lah uncle..” aku beralih mendekati tebing katil.

Pinggulku diletakkan betul-betul di tebing tilam. Kakiku terjuntai ke bawah sehingga tapak kakiku mencecah ke lantai. Aku menguak luas kelangkangku. Uncle Rafie turun ke lantai. Di lututkannya kaki mencium faraj milikku sepuas hati. Dijilat dan dikemamnya biji kelentit ku yang memerah, sebelum berdiri mengacu senapangnya semula. Aku menguak kaki luas-luas sambil menguak kelopak mawarku dengan jari tangan kedua belah menunjukkan pintu farajku yang sedikit terbuka.

Slow-slow bapa tiriku meletakkan kepala cendawannya. Aku pula membantu dengan menggunakan tangan kiriku. Dipacukannya ke liang. Sehinggalah bapa tiriku menerjah ke dalam barulah aku melepaskannya. Masa Uncle Rafie mulai mengepam, aku memautkan tanganku ke leher Uncle Rafie. Merengkok badanku sambil ditujah laju oleh bapa tiriku dengan penuh nikmat.

Tidak ada rasa yang lebih bagus dari pertemuan dua alat kelamin itu dalam posisi itu. Geselan kulit batang yang keras berurat itu dengan dinding faraj yang penuh menyimpan urat sensitif segala rasa geli dan berahi, membuatkan aku tak karuan haluan. Kepala cendawan Uncle Rafie juga menyimpan urat geli berahinya tetapi kematangan Uncle Rafie membuatkan dia mudah mengawal urat geli berahinya supaya tidak cepat membawa dia ke penghujung upacara.

“Uncle.. Ooohh..” aku mulai berkata-kata dalam mimpi nyata.

“Kenapa Sue..” Uncle Rafie merenung rapat matanya ke buah dada ku yang bergetar kencang selaras dengan kelajuan pelirnya yang mengepam.

“Cepatlaa..” ringkas jawapanku.

“Awal lagi sayang..” Uncle Rafie memujuk.

“Sue tak tahan.. Uncle.. Hemm”

“Hem?”

“Sue nak sekarang..”

“Sekarang? Takkan cepat sangat?”

“Dahh.. sudah sejaamm..”

“Tak suka lama?” Uncle Rafie cabut pelirnya lalu mengetuk ke biji kelentit ku untuk mengimbangi rasa sedapnya.

“Nakk.. Tapi nanti buatlah lagii..”

Uncle Rafie tersenyum.

“Baiklah.. Kejap lagi.. Ya sayang” Uncle Rafie memasukkan semula pelirnya ke dalam farajku yang begitu mudah memberikan laluan itu, tetapi masih begitu sempit untuk digeledah oleh bapa tiriku.

“Kita naik atas Uncle..,” aku mengajak bapa tiriku mengesot semula naik ke atas. Pelirnya tercabut semula. Aku naik menelentang menggalas punggungku dengan bantal. Uncle Rafie naik merangkak mencelapak tengah kelangkang.

“Cantik..” puji Uncle Rafie melihat faraj ku. Tapi aku sudah tidak sabar.

Jariku mengutil-ngutil biji kelentitnya dalam keadaan yang paling mengghairahkan

“Please hurry.. Uncle..” cepat-cepat aku menarik tangan bapa tiriku.

Uncle Rafie itu terdorong mendepang tangan antara rusuk kanan kiri ku. Aku merangkul pinggul Uncle Rafie dengan kakiku seraya memberi bukaan luas dengan jariku supaya batang pelir Uncle Rafie dapat menyelinap dengan mudah.

“Lembut? Kasar?” Tanya Uncle Rafie.

Aku hanya melayukan pandangan matanya. Kelopak mataku mengecil. Sedikit demi sedikit Uncle Rafie memainkan peranannya sekali lagi. Dia mengambil posisi sedap. Dengan kaki celapak katak, peha ku di atas pehanya, Uncle Rafie mula maju.

“Ahh!!” aku mengerang manja menerima kemasukan batang Uncle Rafie.

Liang farajku membuka perlahan. Seinci menjelajah masuk.

“Uncle..” aku memanggilnya lemah.

“Kenapa?” Uncle Rafie berhenti mengasak.

“Sedaappnyaa..” aku melepaskan kelopak mawarku bila kelopak cendawan Uncle Rafie sudah ditelan oleh farajku yang tercungak tinggi atas galasan pinggul di bantal.

“Lagi..” seinci lagi masuk, tinggal lima lagi. Aku cuba menahan geli bila Uncle Rafie menggentel biji kelentitku. Aku cuba menahan tangan Uncle Rafie dari meneruskan gentelen itu tetapi Uncle Rafie tetap beraksi bagi menerbitkan segera berahiku.

“Masuklaah laagi..” aku merintih manja. Bibirku mengetap erat menahan rasa yang indah itu dari begitu cepat menghanyutkannya ke inderaloka.

Seinci lagi menerjah. Tinggal empat inci lagi untuk memenuhi hajatku.

“Padatnyaa..” aku menggelinjat menikmati asakan perlahan dan teratur dari peparangan terancang itu.

Seinci lagi ditolak perlahan ke dalam. Aku dapat merasakan liang dalam kepunyaanku yang semakin mengecil itu kian menghimpit kebesaran kepala cendawan bapa tiriku. Tinggal tiga lagi. Faraj ku terasa semakin lincir.

“Uncle.. Sue tak tahan uncle..” aku semakin mengeluh dalam. Keindahan ini tak mungkin dapat aku kecapi dari mana-mana lelaki.. Uncle Rafie menolak lagi seinci ke dalam membuatkan tinggal lagi dua inci.Agen DominoQQ

Aku terasa ingin mengemut tapi aku cuba menahannya. Batang pelir bapa tiriku terasa begitu besar lagi mengembang dan mengeras di dalam farajku. Terasa lebih besar dari yang tadi. Atau sebenarnya aku terasa begitu ghairah amat dengan nikmat yang hendak dicapai dengan Uncle Rafie sekejap lagi bersama-sama bila Uncle Rafie menyemburkan benihnya ke dalam farajku yang turut akan bersama memercikkan benih untuk ditemukan dengan benih Uncle Rafie

“Santak uncle.. Dalam lagi..” aku merayu-rayu.

“NAH!!”

DUPP!

“Aahh!!” Aku seperti orang yang kena hysteria bilabatang pelir bapa tiriku menyantak kuat lubang farajku ytang mengemut kuat.

“Yeaasshh!!”

CLOP! CLOP! CHLUP!

Berdecap decip bunyi hempapan dan ganyahan batang pelir Uncle Rafie keluar masuk liang sempit ku yang kesat-kesat licin itu. Hangat dan merangsang.

“Laju lagi.. Uncle.. Laju.. Dont give up!!” aku menjungkit-jungkit pinggulku hendak merasakan santakan yang lebih ganas.

“Sempitnyaa..” ucap Uncle Rafie tak pernah merasa reaksi sebegitu rupa dariku.

Aku sudah kemaruk sangat!! Aku tak sangka begitu indah sekali peperangan antara aku dan bapa tiriku. Lima inci tarik, enam inci membenam. Seakan tumbuh seinci. Tarik enam, simpan satu, masuk tujuh jadi lapan.

“Uncle!!” aku mengejang serta merta.

“Kenapa sayang..?” Uncle Rafie terus mengasak laju macam kereta lumba yang baru kena minyak pelincir baru.

“Cepat uncle.. Sue tak tahan.. Help me please..” Milah makin tak tentu arah bila Uncle Rafie gigit puting buah dadaku dari sebuah ke sebuah.

“Don’t do this to me!!” aku menjerit lagi. Agaknya rumah sebelah pun boleh mendengar jeritan kesedapan yang aku nikmati ni..

“Relax..” Uncle Rafie memujuk.

“No.. I can’t.. Please uncle.. Sue nak sekarangg!!” Aku memang sudah tak tentu arah lagi sebab aku sudah bertahan begitu lama.

Aku menahan percikan benihku dari tadi. Aku menahan pancaran berahiku yang menggila dari tadi. Aku sudah semakin hampir ke pantai berahi yang indah. Cuma aku tinggal hendak terjun ke laut untuk berenang ke tepian sahaja. Tinggal Uncle Rafie untuk mengemudikan nafsuku ini.

“Uncle.. don’t leave me alloonnee..!!” Aku menarik-narik kemasukan batang Uncle Rafie sambil merapatkan pehaku supaya laluan Uncle Rafie jadi lebih sempit.

Asakan kian laju. Bantal galas dipinggul sudah terbang entah ke mana. Cadar sudah bersepah bertebaran ke lantai. Tidak ada apa lagi yang mahu diingati oleh kami berdua kecuali mengecapi kemuncak berahi mereka bersama-sama.

“Suuee..” Uncle Rafie tak tahu hendak laju mana lagi.

Gear lima sudah masuk. Sudah pun berpindah ke gear tinggi lori kontena. Sorong tariknya sudah hilang tempo. Peluh membasah di merata-rata menitik-nitik ke tubuh dan muka Milah. Peluh di celah kelangkang menambahkan kelinciran.

“Unncclee.. Sue sudah nak hampir ni..” aku menggentel kelentitku yang kebasahan.

“Sabar Sue.. Uncle jugaa..” Uncle Rafie sudah tak tahan sama terikut-ikutkan berahiku.

“Cepat Unclee!!”

“Sssuuee..!! Sempitnya lubang sue..” Uncle Rafie menindih badanku. Buah dada ku menjadi pelantar kusyen yang empuk di dada uncle Rafie.

Dipeluk tubuhku sampai ke belakangnya. Lagi laju dia mengepam, lagi kuat pelukannya itu. Aku sendiri sudah mencakar-cakar Uncle Rafie di belakangnya dengan kuku ku yang panjang. Agaknya Uncle Rafie terasa calar dan melukakan. Tapi aku dapat agak Uncle Rafie sudah naik stim.

Uncle Rafie juga semakin sampai. Kami berdua sudah dekat ke penambang. Laut bergelora kian kencang. Ombak yang memukul ke pantai berulang-ulang membanyak buih dan busa di tepian. Licin. Enak. Empuk.

“Suuee..!” kerandut dakar Uncle Rafie berdenyut mengepam cairan benih yang likat dari kilangnya naik melalui salurnya.

“Unccllee!!” aku mengemut kian kuat dan kencang. Badanku menggigil kuat akibat kesepana yang amat sangat.

“Sue.. This is it..” Uncle Rafie bisik ke telinga sambil meneran.

Faraj ku mengemut kuat. Rasa macam melekat. Rasa bergelen-gelen benih Uncle Rafie memenuhi ruang dan memancut di dalam.

“Sue.. Uncle tak pernah rasa pancaran sebegini..” bisiknya ke telingaku.

Aku tersenyum bila dia meluahkan isi hatinya. Aku pula seakan-akan menyedut-nyedut air mani bapa tiriku masuk ke dalam rahimku sesudah bertemu dengan percikan madiku sendiri. Basah seluruhnya. Tidak ada yang lebih basah dari mandian peluh dan mandian mani kami berdua.. Aku dan bapa tiriku tercungap-cungap kelesuan. Tak pernah dirasakan keladatan yang sebegitu indah.

Link Altenatif :SAHABATMULIA.ME

“Uncle.. Sedap nya.. You’re great..,”

“Sue pun hebat walaupun this is your first time..” balas Uncle Rafie sambil pelirnya terus kekal keras terendam setelah habis melepaskan saki baki maninya dalam faraj ku. Kalau kena gayanya, aku bakal mengandungkan anak bapa tiriku sendiri yang akan menjadi cucunya.

Walaupun aku bersikap enggan menyerah pada mulanya, tetapi dengan 1001 penyerahan yang wujud di lubuk hatiku, aku lihat Uncle Rafie sangat puas. Kita saling serah menyerahkan dengan keadaan yang sungguh mengasyikkan. Kali ini amat luar biasa. Kali ini berbeda dari yang pertama tadi. Amat luar biasa perkongsian kita. Amat nikmat bagi Sue yang menerima dan jelas juga-amat nikmat baginya yang memberi. Nikmat kita berdua. Untuk kita. Dalam aku mendakapnya erat-erat itu, tanpa aku sedar. Aku meletakkan muka ku ke bahu tengkuk Uncle Rafie. Seakan-akan tidak mahu melepaskan bapa tiriku.

Waktu itu, kita seumpama sudah sebati. Kita terdampar!! Lesu.. Lesu. Tidak lagi bermaya lagi. Kini kita longlai. Kita terus berpelukan. Erat-erat. Perlahan-lahan, bagai angin kencang, suasana kembali reda. Uncle masih mendakap ku. Uncle balikkan tubuh ku telentang. Kita berpaut antara satu sama lain. Kita ingin sama-sama kembali ke dunia kita yang penuh sadar. Kita mahu sedar bersama. Kita mau seiringan kembali kedunia sebenar. Seiringan dalam dakapan yang penuh nikmat dan satu rasa. Batang uncle masih lagi dalam cipap ku.

Uncle Rafie seakan-dalam keadaan terlena. Begitu juga diriku. Aku tidak tahu berapa lama aku dalam keadaan begitu. Umpama satu perjuangan, kita sama-sama seperjuangan. Kita sudah memenangi pertarungan itu. Sama-sama menang. Berjaya. Terhasil. Berhasil menikmati suatu keindahan yang tidak mungkin dapat diceritakan.

Kita terlena dalam dakapan itu.. Berpelukan. Kita masih telanjang. Terkapai.. Terlena dan tertidur. Sebelum terlena, aku terfikir, bagaimana aku dapat melakukan hubungan asamara tadi? Uncle Rafie nampak cukup puas bersetubuh dengan Sue! Sue mencapai klimaks orgasma bertalu-talu. Kita benar-benar bersatu..!! Demikianlah cerita sex panas ,,,,,,,,,,,,,,,


 
Welcome to Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template